Senin, 27 Mei 2013

model pembelajaran kratif











PEMBELAJARAN COOPERATIF TIPE 
GROUP INVESTIGATION


OLEH
Silfanus Wiwi  Akwara

NIM : 100106062

Dosen Pengampu : Herimaturida M.Pd

Konsentrsi : Ilmu Pengetahuan Sosial



PROGRA STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH  DASAR  
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN  DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)  PERSADA KHTULISTIWA SINTANG
2013


1. Group investigation
                                                         
A. Pengertian Group investigation
Model Group investigation seringkali disebut sebagai metode pembelajaran kooperatif yang paling kompleks. Hal ini disebabkan oleh metode ini memadukan beberapa landasan pemikiran, yaitu berdasarkan pandangan konstruktivistik, democratic teaching, dan kelompok belajar kooperatif. Berdasarkan pandangan konstruktivistik, proses pembelajaran dengan model  group investigation memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk terlibat secara langsung dan aktif dalam proses pembelajaran mulai dari perencanaan sampai cara mempelajari suatu topik melalui investigasi. Democratic teaching adalah proses pembelajaran yang dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi, yaitu penghargaan terhadap kemampuan, menjunjung keadilan, menerapkan persamaan kesempatan, dan memperhatikan keberagaman peserta didik (Budimansyah, 2007: 7).  Group investigation adalah kelompok kecil untuk menuntun dan mendorong siswa dalam keterlibatan belajar. Metode ini menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok (group process skills). Hasil akhir dari kelompok adalah sumbangan ide dari tiap anggota serta pembelajaran kelompok yang notabene lebih mengasah kemampuan intelektual siswa dibandingkan belajar secara individual.
Eggen & Kauchak (dalam Maimunah, 2005: 21) mengemukakan Group investigation adalah strategi belajar kooperatif yeng menempatkan siswa ke dalam kelompok untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik. Dari pernyataan tersebut dapat



disimpulkan bahwa metode GI mempunyai fokus utama untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik atau objek khusus.
 B. Ciri-Ciri Model Group Investigation

Model pembelajaran Group Investigation merupakan model yang sulit diterapkan dalam pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini mempunyai cirri-ciri, yakni sebagai berikut:

1.      Pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation berpusat pada siswa, guru hanya bertindak sebagai fasilitator atau konsultan sehingga siswa berperan aktif dalam pembelajaran.
2.      pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar belakang, setiap siswa dalam kelompok memadukan berbagai ide dan pendapat, saling berdiskusi dan beragumentasi dalam memahami suatu pokok bahasan serta memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi kelompok.
3.      pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation siswa dilatih untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi, semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari,
                                                                                                                                                                                                2
semua siswa dalam kelas saling terlihat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut.
4.      adanya motivasi yang mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
5.      pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation suasana belajar terasa lebih efektif, kerjasama kelompok dalam pembelajaran ini dapat membangkitkan semangat siswa untuk memiliki keberanian dalam mengemukakan pendapat dan berbagi informasi dengan teman lainnya dalam membahas materi pembelajaran.
C.  Tujuan Model Pembelajaran Grup Investigation
Metode Grup Investigation paling sedikit memiliki tiga tujuan yang saling terkait:
  1. Group Investigasi membantu siswa untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik secara sistematis dan analitik. Hal ini mempunyai implikasi yang positif terhadap pengembangan keterampilan penemuan dan membentu mencapai tujuan. 
Pemahaman secara mendalam terhadap suatu topik yang dilakukan melaui investigasi.
                                                                                                                                                   
Group Investigation melatih siswa untuk bekaerja secara kooperatif dalam memecahkan suatu masalah. Dengan adanya kegiatan tersebut, siswa dibekali keterampilan hidup (life skill) yang berharga dalam kehidupan bermasyarakat. Jadi guru menerapkan model pembelajaran GI dapat mencapai tiga hal, yaitu dapat belajar dengan penemuan, belajar isi dan belajar untuk bekerjas secara kooperatf
D. Adapun manfaat pembelajaran kooperatif adalah :
  1. Meningkatkan hasil belajar peserta didik.
  2. Meningkatkan hubungan antar kelompok, belajar kooperatif memberi kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan beradaptasi dengan teman satu tim untuk mencerna materi pembelajaran.
  3. Meningkatkan rasa percaya diri dan memotivasi belajar, belajar kooperatif dapat membina kebersamaan, peduli satu sama lain dan tenggang rasa, serta mempunyai andil terhadap keberhasilan tim.
  4. Menumbuhkan realisasi kebutuhan peserta didik untuk belajar berpikir, belajar kooperatif dapat diterapkan untuk berbagai materi ajar, seperti pemahaman yang rumit, pelaksanaan kaijian proyek, dan latihan memecahkan masalah.
  5. Memadukan dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan.
  6. Meningkatkan perilaku dan kehadiran di kelas.
  7. Relatif murah karena tidak memerlukan biaya khusus untuk menerapkannya


E. Langkah-langkah model pembelajaran Group Investigation
Sharan (dalam Supandi, 2005: 6) mengemukakaan langkah-langkah pembelajaran pada model pemelajaran GI sebagai  berikut.
  1. Guru  membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang heterogen.
  2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok yang harus dikerjakan.
  3. Guru  memanggil ketua-ketuaa kelompok untuk memanggil  materi tugas secara kooperatif dalam kelompoknya.
  4. Masing-masing kelompok membahas materi tugaas secara  kooperatif dalam kelompoknya.
  5. Setelah selesai, masing-masing  kelompok yang diwakili ketua kelompok  atau salah  satu anggotanya menyampaikan hasil pembahasannya.
  6. Kelompok lain  dapat memberikan tanggapan  terhadap hasil pembahasannya.
  7. Guru memberikan penjelasan singkat (klarifikasi) bila  terjadi kesalahan  konsep dan memberikan kesimpulan.
  8. Evaluasi
f. Kelebihan Model Group Investigation
Di dalam pemanfaatannya atau penggunaannya model pembelajaran group investigation juga mempunyai kelemahan dan kelebihan, yakni sebagai berikut:
                                                                                   
5
Setiawan (2006:9) mendeskripsikan beberapa kelebihan dari pembelajaran GI, yaitu sebagai berikut:
1)     Secara Pribadi
 a.   dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas
 b)   memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif
 c)   rasa percaya diri dapat lebih meningkat
  d)  dapat belajar untuk memecahkan, menangani suatu   masalah
   e)  mengembangkan antusiasme dan rasa pada fisik
2)     Secara Sosial a)meningkatkan belajar bekerja sama
 a)   belajar berkomunikasi baik dengan teman sendiri maupun   guru
  b)     belajar berkomunikasi yang baik secara sistematis
   c)     belajar menghargai pendapat orang lain
   d)     meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputusan
3)     Secara Akademis
a)    siswa terlatih untuk mempertanggungjawabkan  jawaban yang diberikan
         b)    bekerja secara sistematis
         c)     mengembangkan dan melatih keterampilan fisika dalam  berbagai bidang
          d)    merencanakan dan mengorganisasikan pekerjaannya
          e)    mengecek kebenaran jawaban yang mereka buat
          f)     Selalu berfikir tentang cara atau strategi yang   digunakan sehingga didapat suatu kesimpulan yang berlaku umum.
                                                                                                                                                                                        
G. Kelemahan Model Group Investigation

Model Pembelajaran Group Investigation selain memiliki kelebihan juga terdapat beberapa kekurangannya, yaitu:
a)   Sedikitnya materi yang tersampaikan pada satu kali pertemuan
b)  Sulitnya memberikan penilaian secara personal
c)   Tidak semua topik cocok dengan model pembelajaran GI, model pembelajaran GI cocok untuk diterapkan pada suatu topik yang menuntut siswa untuk memahami suatu bahasan dari pengalaman yang dialami sendiri
d)   Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif
e)   Siswa yang tidak tuntas memahami materi prasyarat akan mengalami kesulitan saat menggunakan model ini (Setiawan, 2006:9).

Daftar Pustaka
karwapi (2012) manfaat-dan-keterbatasan-model-pembelajaran-kooperatif-cooperative-learning (Tersedia) [online] http://.wordpress.com
eko (2011) model-pembelajaran-group-investigation (tersedia) [online] http.blogspot.com.




2. Model Pembelajaran Picture And Picture
Picture and Picture adalah suatu model pembelajaran dengan menggunaan media gambar. Dalam oprasionalnya gambar-gambar dipasangkan satu sama lain atau bisa jadi di urutkan menjadi urutan yang logis.
Adapun langkah-langkah dari pelaksanaan Picture and Picture ini menurut  Istarani (2011:7) adalah sbb:
  1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai.
Di langkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan apakah yang menjadi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian maka siswa dapat mengukur sampai sejauh mana yang harus dikuasainya. Disamping itu guru juga harus menyampaikan indicator-indikator ketercapaian KD, sehingga sampai dimana KKM yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik.
  1. Memberikan materi pengantar sebelum kegiatan.
Penyajian materi sebagai pengantar sesuatu yang sangat penting, dari sini guru memberikan momentum permulaan pembelajaran. Kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat dimulai dari sini. Karena guru dapat memberikan motivasi yang menarik perhatian siswa yang selama ini belum siap. Dengan motivasi dan teknik yang baik dalam pemberian materi akan menarik minat siswa untuk belajar lebih jauh tentang materi yang dipelajari.
  1. Guru menyediakan gambar-gambar yang akan digunakan (berkaitan dengan materi).
Dalam proses penyajian materi, guru mengajar siswa ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukan oleh guru atau oleh temannya. Dengan Picture atau gambar kita akan menghemat energy kita dan siswa akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Dalam perkembangan selanjutnya sebagai guru dapat memodifikasikan gambar atau mengganti gambar dengan video atau demontrasi yang kegiatan tertentu.
  1. Guru menunjuk siswa secara bergilir untuk mengurutkan atau memasangkan gambar-gambar yang ada.
Di langkah ini guru harus dapat melakukan inovasi, karena penunjukan secara langsung kadang kurang efektif dan siswa merasa terhukum. Salah satu cara adalah dengan undian, sehingga siswa merasa memang harus menjalankan tugas yang harus diberikan.
Gambar-gambar yang sudah ada diminta oleh siswa untuk diurutkan, dibuat, atau di modifikasi.
  1. Guru memberikan pertanyaan mengenai alasan siswa dalam menentukan urutan gambar.
Setelah itu ajaklah siswa menemukan rumus, tinggi, jalan cerita, atau tuntutan KD dengan indicator yang akan dicapai. Ajaklah sebanyak-banyaknya peran siswa dan teman yang lain untuk membantu sehingga proses diskusi dalam PBM semakin menarik.
  1. Dari alasan tersebut guru akan mengembangkan materi dan menanamkan Konsep materi yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
Dalam proses diskusi dan pembacaan gambar ini guru harus memberikan penekanan-penekanan pada hal ini dicapai dengan meminta siswa lain untuk mengulangi, menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan siswa mengetahui bahwa hal tersebut penting dalam pencapaian KD dan indikator yang telah ditetapkan. Pastikan bahwa siswa telah menguasai indikator yang telah ditetapkan.
  1. Guru menyampaikan kesimpulan.
Di akhir pembelajaran, guru bersama siswa mengambil kesimpulan sebagai penguatan materi pelajaran
Sedangkan menurut Istarani (2011:8) kelebihan dan kekurangan Picture And Picture adalah :
Kelebihan Model Pembelajaran Picture And Picture:
  1. Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat terlebih dahulu. 
  2. Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan gambar-gambar mengenai materi yang dipelajari.
  3. Dapat meningkat daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa disuruh guru untuk menganalisa gambar yang ada. 
  4. Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru menanyakan alasan siswa mengurutkan gambar. 
  5. Pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengamati langsung gambar yang telah dipersiapkan oleh guru
Kelemahan Model Pembelajaran Picture And Picture:
  1. Sulit menemukan gambar-gambar yang bagus dan berkulitas serta sesuai dengan materi pelajaran.
  2. Sulit menemukan gambar-gambar yang sesuai dengan daya nalar atau kompetensi siswa yang dimiliki.
  3. baik guru ataupun siswa kurang terbiasa dalam menggunakan gambar sebagai bahan utama dalam membahas suatu materi pelajaran.
  4. Tidak tersedianya dana khusus untuk menemukan atau mengadakan gambar-gambar yang diinginkan. 
Cirri – cirri Pembelajaran ini memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan. Model apapun yang digunakan selalu menekankan aktifnya peserta didik dalam setiap proses pembelajaran. Inovatif setiap pembelajaran harus memberikan sesuatu yang baru, berbeda dan selalu menarik minat peserta didik. Dan Kreatif, setiap pembelajarnya harus menimbulkan minat kepada peserta didik untuk menghasilkan sesuatu atau dapat menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan metoda, teknik atau cara yang dikuasai oleh siswa itu sendiri yang diperoleh dari proses pembelajaran.



3. Model Pembelajaran Numbers Heads Together (NHT)



A.Hakekat Model Pembelajaran Numbers Heads Together (NHT)
Merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang  udan untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki  tujuan meningkatkan kinerja siswa dan tugas-tugs akademik agar siswa dpat menerima teman-temannya yang mempunyai latar belakang  dan untuk mengembngkan ketrampilan siswa
B. Pengertian Model Pembelajaran Numbers Heads Together (NHT)
Model pembelajaran merupakan salah satu dari konsep mengajar. Dimana konsep mengajar merupakan suatu proses yang kompleks, tidak hanya sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa, banyak kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik pada seluruh siswa, oleh karena rumusan pengertian mengajar tidaklah sederhana, dalam arti membutuhkan rumusan yang dapat meliputi seluruh kegiatan dan tindakan dalam perbuatan mengajar itu sendiri (Muhammad Ali, 1992).
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan-kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan masalah
Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan  akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen  dalam Ibrahim (2000: 28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
Model adalah contoh atau figur yang berkaitan dengan strategi mengajar. Model Number Head Together (NHT) merupakan cara belajar Cooperative atau beberapa kelompok dimana anak dikelompokan menjadi beberapa kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat honor, guru memberi tugas kepada setiap siswa berdasarkan nomor, jadi setiap siswa memiliki tugas berbeda.
Model pembelajaran NHT juga merupakan suatu cara penyajian pelajaran dengan melakukan percobaan, mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu permasalahan yang dipelajari. Dengan model NHT siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek dan keadaan suatu proses pembelajaran mata pelajaran tertentu.

Menurut Lie (2003: 59) tipe ini dikembangkan oleh Spencer Kagan dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
Menurut Muhammad Nur (2005) model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada dasarnya merupakan sebuah variasi diskusi kelompok dengan ciri khasnya adalah guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya tanpa memberitahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompoknya tersebut. Sehingga cara ini menjamin keterlibatan total semua siswa. Cara ini upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok.
C. Ciri-ciri (NHT) Numbered Heads Together :
1. Adanya kelompok heterogen.
2. Setiap siswa mempunyai nomer tertentu.
3. Tugas yang mereka dapat sesuai dengan nomer yang dimiliki
4. Presentasi kelompok dengan nomer yang sama.
D. Tujuan (NHT) Numbered Heads Together :
Ibrahim mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu :
1.    Hasil belajar akademik stuktural
Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.
2.    Pengakuan adanya keragaman
Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang.
3.    Pengembangan keterampilan social
Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.

E.   Manfaat Model Pembelajaran Number Head Together (NHT)
Manfaat Model Pembelajaran NHT dalam Menceritakan Kembali Cerita yang dipelajarinya. Number Head Together dalam menceritakan kembali cerita yang dipelajari yaitu merupakan model pembelajaran atau teknik yang berkaitan dengan kegiatan mengajar, sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk menceritakan kembali cerita yang dipelajarinya. Materi yang diberikan kepada siswa sekolah dasar harus disesuaikan dengan usia dan karakteristik siswa yang bersangkutan. Maksudnya adalah materi yang diberikan kepada siswa harus disesuaikan dengan tingkah laku, sehingga penguasaan pemahaman pengetahuan tentang Number Head Together dapat bermanfaat bagi para siswa.
Menurut Lundgren dalam Ibrahim (2000: 18), ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap siswa antara lain adalah :
1.    Rasa harga diri menjadi lebih tinggi
2.    Memperbaiki kehadiran
3.    Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar
4.    Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil
5.    Konflik antara pribadi berkurang
6.    Pemahaman yang lebih mendalam
7.    Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
8.    Hasil belajar lebih tinggi
E. Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT                    
   terhadap siswa yang hasil belajar rendah yang dikemukakan oleh Lundgren dalam Ibrahim (2000: 18), antara lain adalah :
a. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi
b. Memperbaiki kehadiran
c. Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar
d. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil
e. Konflik antara pribadi berkurang
f. Pemahaman yang lebih mendalam
g. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
h. Hasil belajar lebih tinggi
Dengan model NHT diharapkan dapat membangkitkan minat siswa dalam mengungkakan pendapat dalam bentuk rangkaian kata dan kalimat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan merangkai kata secara runtut sangat diperlukan sekali guna membantu mengembangkan hasanah Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari sebagai alat komunikasi atau meningkatkan rasa nasionalisme.
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep Kagen dalam Ibrahim (2000: 29), dengan tiga langkah yaitu :
a)    Pembentukan kelompok;
b)   Diskusi masalah;
c)    Tukar jawaban antar kelompok

Langkah-langkah tersebut kemudian dikembangkan oleh Ibrahim (2000: 29) menjadi enam langkah sebagai berikut :
     1.    Persiapan
     Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
     2.    Pembentukan kelompok
     Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam pembentukan kelompok digunakan nilai tes awal (pre-test) sebagai dasar dalam menentukan masing-masing kelompok.
     3.    Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan
Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh guru.
            4.    Diskusi masalah
     Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum.
            5.    Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban
     Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas
            6.    Memberi kesimpulan
     Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.
E.  Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran NHT
Kelebihan:
- Setiap siswa menjadi siap semua
- Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
- Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
Kelemahan:
- Tidak terlalu cocok untuk jumlah siswa yang banyak karena membutuhkan waktu yang lama..
- Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru


A. Hakekat Model Pembelajaran Numbers Heads Together (NHT)
Merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang  udan untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki  tujuan meningkatkan kinerja siswa dan tugas-tugs akademik agar siswa dpat menerima teman-temannya yang mempunyai latar belakang  dan untuk mengembngkan ketrampilan siswa
B. Pengertian Model Pembelajaran Numbers Heads Together (NHT)
Model pembelajaran merupakan salah satu dari konsep mengajar. Dimana konsep mengajar merupakan suatu proses yang kompleks, tidak hanya sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa, banyak kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik pada seluruh siswa, oleh karena rumusan pengertian mengajar tidaklah sederhana, dalam arti membutuhkan rumusan yang dapat meliputi seluruh kegiatan dan tindakan dalam perbuatan mengajar itu sendiri (Muhammad Ali, 1992).


Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok

untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan-kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan masalah
Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan  akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen  dalam Ibrahim (2000: 28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
2
Model adalah contoh atau figur yang berkaitan dengan strategi mengajar. Model Number Head Together (NHT) merupakan cara belajar Cooperative atau beberapa kelompok dimana anak dikelompokan menjadi beberapa kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat honor, guru memberi tugas kepada setiap siswa berdasarkan nomor, jadi setiap siswa memiliki tugas berbeda.
Model pembelajaran NHT juga merupakan suatu cara penyajian pelajaran dengan melakukan percobaan, mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu permasalahan yang dipelajari. Dengan model NHT siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek dan keadaan suatu proses pembelajaran mata pelajaran tertentu.
Menurut Lie (2003: 59) tipe ini dikembangkan oleh Spencer Kagan dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
Menurut Muhammad Nur (2005) model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada dasarnya merupakan sebuah variasi diskusi kelompok dengan ciri khasnya adalah guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya tanpa memberitahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompoknya tersebut. Sehingga cara ini menjamin keterlibatan total semua siswa. Cara ini upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok.
3
 

C. Ciri-ciri (NHT) Numbered Heads Together :
1. Adanya kelompok heterogen.
2. Setiap siswa mempunyai nomer tertentu.
3. Tugas yang mereka dapat sesuai dengan nomer yang dimiliki
4. Presentasi kelompok dengan nomer yang sama.

D. Tujuan (NHT) Numbered Heads Together :
Ibrahim mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu :
1.    Hasil belajar akademik stuktural
Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.
2.    Pengakuan adanya keragaman
Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang.
3.    Pengembangan keterampilan social
4
Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.
E.   Manfaat Model Pembelajaran Number Head Together (NHT)
Manfaat Model Pembelajaran NHT dalam Menceritakan Kembali Cerita yang dipelajarinya. Number Head Together dalam menceritakan kembali cerita yang dipelajari yaitu merupakan model pembelajaran atau teknik yang berkaitan dengan kegiatan mengajar, sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk menceritakan kembali cerita yang dipelajarinya. Materi yang diberikan kepada siswa sekolah dasar harus disesuaikan dengan usia dan karakteristik siswa yang bersangkutan. Maksudnya adalah materi yang diberikan kepada siswa harus disesuaikan dengan tingkah laku, sehingga penguasaan pemahaman pengetahuan tentang Number Head Together dapat bermanfaat bagi para siswa.
Menurut Lundgren dalam Ibrahim (2000: 18), ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap siswa antara lain adalah :
1.    Rasa harga diri menjadi lebih tinggi
2.    Memperbaiki kehadiran
3.    Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar
4.    Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil
5
5.    Konflik antara pribadi berkurang
6.    Pemahaman yang lebih mendalam
7.    Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
8.    Hasil belajar lebih tinggi

F. Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT                                                                                                       terhadap siswa yang hasil belajar rendah yang dikemukakan oleh Lundgren dalam Ibrahim (2000: 18), antara lain adalah :
a. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi
b. Memperbaiki kehadiran
c. Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar
d. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil
e. Konflik antara pribadi berkurang
f. Pemahaman yang lebih mendalam
g. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
h. Hasil belajar lebih tinggi
6
Dengan model NHT diharapkan dapat membangkitkan minat siswa dalam mengungkakan pendapat dalam bentuk rangkaian kata dan kalimat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan merangkai kata secara runtut sangat diperlukan sekali guna membantu mengembangkan hasanah Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari sebagai alat komunikasi atau meningkatkan rasa nasionalisme.
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep Kagen dalam Ibrahim (2000: 29), dengan tiga langkah yaitu :
a)    Pembentukan kelompok;
b)   Diskusi masalah;
c)    Tukar jawaban antar kelompok
Langkah-langkah tersebut kemudian dikembangkan oleh Ibrahim (2000: 29) menjadi enam langkah sebagai berikut :
     1.    Persiapan
     Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
     2.    Pembentukan kelompok
7
     Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam pembentukan kelompok digunakan nilai tes awal (pre-test) sebagai dasar dalam menentukan masing-masing kelompok.

3.    Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan
Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh guru.
            4.    Diskusi masalah
            Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum.
5.    Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban
     Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas
            6.    Memberi kesimpulan
     Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.

 
G.  Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran NHT

Kelebihan:
- Setiap siswa menjadi siap semua
- Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
- Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
Kelemahan:
- Tidak terlalu cocok untuk jumlah siswa yang banyak karena membutuhkan waktu yang lama..
- Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru